TEMPO.CO, Jakarta
-Dua aliran Syiah dan Sunni atau Ahlulsunnah berebut pengaruh sejak
pertama kali masuk Indonesia melalui Aceh. Sejumlah tokoh besar lahir
dari dua aliran yang kemudian berebut pengaruh itu. Profesor Hasjmy,
dalam buku Syiah dan Ahlulsunnah, menyebutkan tokoh besar itu
antara lain Hamzah Fansury dan Syamsuddin Sumatrany yang beraliran
syiah. Tokoh 'lawan' aliran mereka adalah Syek Nuruddin Ar Raniry serta
Syekh Abdur Rauf Syiah Kuala yang ahlulsunnah.
Siapa dua tokoh Syiah ini?
Hamzah Fansury
Professor Syed Muhammad Naguib Al-Attas dalam buku The Mysticsm of Hamzah Fansury
menyebutkan tokoh syiah ini lahir di Barus, Aceh, walau tak ada bukti
kuat mengenai lokasi kelahirannya. Ia hidup pada masa pemerintahan
Sulthan Alaiddin Riayat Syah IV Saiyidil Mukammil (997-1011
Hijriah/1589-1604).
Dari sebuah syairnya, Hamzah dipercaya
berasal dari Fansur, sebuah kampung dekat kota Singkel. Pada masanya
daerah ini merupakan ‘pusat kegiatan ilmu’ di Aceh bagian selatan. Dia
dikatakan sebagai pengikut thariqat Saiyid Abdul Kadir Jailani.
Hamzah belajar di Aceh dan mengembara ke Jawa, Malaya, India, Persia,
Arabia dan sejumlah wilayah lainnya. Dia ahli bahasa Melayu, Jawa, Urdu,
Persia, Arab dan bahasa Aceh tentunya. Ahli filsafat, tasauwuf,
manthiq, sejarah, fiqh, serta ahli lainnya. Karyanya antara lain:
Asraarul Arifin Fi Bayani Ilmia Suluk Wat Tauhid, Syarabul Asyiqin, Al
Muntahi, dan Ruba’i Hamzah Fansury, Syair Burung Unggas.
Syamsuddin Sumatrany
Dia merupakan murid Hamzah Fansury yang berasal dari Samudra-Pase.
Lahir di lingkungan ulama dia memiliki nama lengkap Syamsuddin bin
Abdullah Sumatrany. Ia pernah belajar kepada Pangeran Bonang di Jawa. Ia
menguasai sejumlah bahasa seperti Hamzah dan pernah menjabat sebagai
orang kedua dalam kerajaan atau Qadli Malikul Adil di Aceh Darussalam.
Kalau Hamzah ahli sastra sebagai penyair sufi, Syamsuddin mengatasi
gurunya di bidang politik dan kenegarawanan.
Kehabatan
Syamsuddin bahkan diakui musuh pahamnya, Syekh Nuruddin Raniry. Karyanya
yang berbahasa Melayu (jawi) atau bahasa Arab cukup banyak, setidaknya
ada 16 karya besar antara lain Miratul Mukminin, Jauharul Haqaiq,
Risalatul Baiyin Mudahadlatil Muwahhidin ‘Alal Mulhidi fi Zikrillah dan
Kitabul Harakah.
PURWANTO
No comments:
Post a Comment