Best Patner

Monday 3 February 2014

MENCINTAI SESEORANG KARENA ALLAH


Raja’ bin Umar An- Nakha’iy mengatakan:
“ Dahulu di kota Kufah tinggal seorang pemuda tampan yang rajin beribadah, dan dia termasuk salah seorang ahli zuhud. Suatu hari pemuda itu singgah di kalangan kaum An-Nakha’ dan disana dia bertemu sorang gadis yang sangat cantik. Sejak pandangan pertama diapun jatuh cinta kepada gadis itu. Si gadis juga merasakan hal yang sama ketika pertama kali melihat si pemuda yang ganteng itu.

Pemuda itu lalu mengutuskan seseorang untuk melamar gadis tersebut, tetapi ternyata dia telah dipertungkan dengan putra pamannya sendiri. Mendengar keterangan tersebut, si pemuda menahan rasa cinta yang sangat dalam, demikian halnya si gadis. Kemudian si gadis mengutuskan budaknya untuk mengantarkan sepucuk surat kepada si pemuda tambatan hatinya itu. Dalam surat itu si gadis berkata: ” Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku, dan karena itu, betapa penderitaanku terhadap dirimu, namun cintaku tetap untukmu selamanya. Andainya engkau berkenan, aku akan datang kepadamu, atau aku akan memberikan kemudahan bila engkau mau datang kerumahku”.

Setelah membaca surat, si pemuda berkata kepada utusan:” kedua pilihan itu tidak ada yang kupilih, karena sesungguhnya aku takut akan siksa Allah pada hari qiyamat, bila aku durhaka kepadanya.”
Kemudian pulanglah utusan dan menyampaikan semuanya pada sigadis. Mendengar yang demikian, si gadis berkata:” Aku belum pernah menjumpai seorang yang zuhud dan selalu takut kepada Allah, seperti dia. Demi Allah, tidak ada seorang pun yang pantas mendapatkan gelar semacam itu, selain dia.

Setelah berkata demikian, gadis itu melepaskan segala urusan kehidupan dunia, dan dia pun memakai pakaian dari tenunan yang kasar. Dan sejak saat itu dia tekun beribadah, sementara hatinya merana dan badannya menjadi kurus oleh beban cinta yang dalam kepada sang pemuda dambaan hatinya, yang dia pikul. Dia terus berada dalam kerinduan dan cinta yang menyelimutinya, hingga akhirnya dia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dia meninggal dengan membawa cinta.

Setelah gadis itu meninggal, si pemuda selalu berziarah ke kuburnya dan selalu berdoa untuknya. Pada suatu malam dia bermimpi bertemu dengan kekasihnya itu. Lalu si pemuda bertanya:’Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah berpisah denganku..?. Lalu si gadis menjawab dengan bersendung syair:
“Kasih..... Cinta yang terindah adalah mencintaimu,. Cinta yang membawa pada kebaikan”.

Lalu si pemuda bertanya lagi:’ Sekarang engkau ada dimana..?. si gadis menjawab dengan lantunan syair:
“ Aku berada dalam kenikmatan dan kehidupan yang tidak akan pernah berakhir. Berada dalam surga abadi yang dijaga oleh para malaikat yang tidak mungkin akan binasa”.

Si pemuda berkata: “ Disana aku berharap, engkau selalu mengingatku. Disini aku selalu mengingat dirimu dan aku takkan pernah melupakanmu”. Si pemuda berkata lagi:” Kapankah aku dapat melihatmu kembali..?. Si gadis menjawab: “ Insya Allah, tidak lama lagi engkau akan menemuiku”.
Demikianlah, terhitung tujuh hari setelah bermimpi betemu kekasihnya, pemuda itu pun meninggal dunia.” Semoga Allah selalu mencurahkan kasih sayang-Nya kepada mereka berdua.”
Kisah ini dikutib dari Kitab At-Tawwabiin, karya Ibnu Qudamah Al- Muqaddisy, seorang ulama besar dalam mazhab Hambaliy.

No comments:

Post a Comment