Setelah bersaing dalam pemilu sehat di
DKI Jakarta 2012 yang diselenggarakan 11 Juli 2012 dan Kamis 20 September 2012
Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi - Ahok) terpilih menjadi
Gubernur dan Wakil Gubernur untuk daerah Daerah Khusus Ibukota (DKI) periode
2012 sampai dengan 2017. Jokowi – Ahok
pernah berjanji dalam kampanye jika mereka menang akan merubah wajah Jakarta,
artinya akan membuat Jakarta tampil beda dari kepemimpinan sebelumnya dalam
segala hal.
Jokowi
– Ahok Yang Prorakyat dan Disiplin
Pelantikan Gubernur Daerah Khusus
Ibukota (DKI) Jokowi – Ahok pada hari Senin tanggal 15 Oktober 2012 di Gedung Dewan
Pertimbangan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta berjalan alot, sejak pelantikannya
sampai dengan tanggal 17 November 2012 jadi baru 33 hari masa kerja Jokowi –
Ahok telah melakukan banyak gebrakan – gebrakan pro rakyat dan gebrakan - gebrakan
meningkatkan kinerja pegawai diseluruh instansi pemerintah di DKI Jakarta. Gebrakan
– gebrakan yang dilakukan Jokowi – Ahok antara lain:
·
Jokowi
mengistirahatkan mobil Toyota Camry miliknya, dan beralih ke mobil “Kiat
Esemka”, rakitan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
·
Pemprov
DKI menganggarkan Rp 11 Triliun dalam RAPBD DKI 2013 untuk pendidikan. Anggaran
tersebut sudah termasuk untuk menjalankan program Kartu Jakarta Pintar (KJP),
pembagian Kartu Jakarta Pintar untuk 12.766 siswa miskin dari sekitar 50 ribu
yang diajukan oleh seluruh sekolah di Jakarta.
·
Mengkaji
ulang untuk biaya parkir yang dulunya Rp 3000 per jam untuk roda empat dan Rp
2000 per jam untuk roda dua, karena ini sangat memberatkan warga.
·
Mengalokasikan
dana Rp 4 Triliun untuk menangani 100 RW kumuh yang setiap RW akan di anggarkan
40 Miliar.
·
Dalam
meningkatkan kinerja kerja para pegawai pemerintah Jokowi melakukan sidak
kesetiap kantor Kelurahan dan Kecamatan di Jakarta Pusat, sehingga mereka ketahuan
dalam kinerjanya bekerja para pegawai, ada yang terlambat masuk kerja, kalau
ini terjadi bagaimana mengayomi rakyat, kata Jokowi.
Kepemerintahan
Jokowi
Jokowi adalah sosok pemimpin yang hidup
dengan kesederhanaan bahkan Jokowi enggan menghabiskan uang rakyat untuk
memewahkan pendopo tempat tinggalnya. Jokowi tidak menggunakan mobil dinas
impor dari luar negeri namun menggunakan mobil rakitan anak-anak SMK. Semua
peralatan yang ada di gedung pendopo tempat tinggal Jokowi hampir semuanya
milik pribadinya yang Jokowi bawa dari Solo bukan dari program baru dengan harga
mewah yang diambil dari uang rakyat.
Ingin
Lahirnya kepemimpinan Jokowi-Jokowi Baru di Aceh
Di negeri yang sangat subur, penghasilan
masyarakat dimana - mana, namun penduduk Aceh masih banyak yang hidup di bawah garis
kemiskinan, rumah - rumah yang tidak layak huni masih dihuni, jalan - jalan
yang masih banyak belum di aspal ditambah berdebu pada musim kemarau dan
berlumpur pada musim hujan, sekolah-sekolah yang belum memiliki fasilitas yang
standard, jaminan kesehatan masyarakat yang masih amburadul, dan masih banyak
lagi yang perlu dibenah.
Konon Aceh negeri kaya raya, tapi
siapakah yang kaya? Konon Aceh negeri yang subur, siapah yang paling subur?
Berapa kali pemerintah pernah langsung terjun kedesa - desa untuk melihat
kehidupan rakyatnya secara langsung dan memberi bantuan langsung sesuai
kebutuhan rakyat? Entah Cuma tatapan - tatapan dan senyuman pejabat dibalik kaca
mobil.
Saat ini Aceh krisis kepemimpinan yang ideal sebagaimana
harapan rakyat Aceh itu sendiri. Padahal kalau dilihat dari segi agamis, Aceh
adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang menerapkan hukum Syariat Islam,
yang tentunya didalam Islam telah digambarkan bagaimana sosok pemimpin idaman
bangsa. Aceh membutuhkan pemimpin – pemimpin yang pro rakyat, bukan pemimpin –
pemimpin yang cuma mampu memperjuangkan kelompok - kelompok atau orang – orang
di partainya saja. Aceh membutuhkan pemimpin yang langsung turun dan bekerja
untuk Aceh bersama segenap rakyat di lapangan, bukan menatap kehidupan rakyat
Aceh di balik sofa mewahnya.
Dalam pemilu legislatif Sembilan April
2014 mendatang semoga di Aceh akan melahirkan pemimpin - pemimpin laksana
kepemimpinan Jokowi yang selalu merakyat. Kalau mereka yang non muslim (Ahok)
bisa mensejahterkan rakyatnya, kenapa kita yang mayoritas muslim bisa senang
dan bahagia dibalik penderitaan rakyat yang sama-sama muslim.
Oleh: Zulkifli (Joel Buloh)
Email : joel_buloh@yahoo.com
No comments:
Post a Comment