Best Patner

Tuesday 4 November 2014

Pendidikan Aceh dan Pembentukan Akhlakul Karimah



Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian, (Wikipedia).

Dan juga para pakar memaknai tentang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang, (Belajar Psikologi.com)

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Bahkan Islam pun sangat menganjurkan pemeluknya untuk menempuh pendidikan dan ini jelas termaktub dalam Quran dan Hadits.

“Menuntut ilmu adalah kewajiban kepada setiap orang Islam yang lelaki dan perempuan”,   (H. R Ibnu Abdil Bar).

”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (HR. Turmudzi).

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”, (Q. Surat At Taubah: 122).

Orang yang berilmu dan orang yang tidak memiliki ilmu pun jauh berbeda menurut pandangan manusia dan Allah juga akan meninggikan derajat orang yang berilmu.

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”, Q. Surat Al Mujadilah: 11).

Bahkan seseorang apabila ingin kebahagiaan dunia dan akhirat mesti menuntut ilmu, karena tidak akan mendapatkan kesuksesan didunia dan di akhirat bila kita tidak memperoleh pendidikan.

”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi).


Pendidikan di Aceh Tanggung Jawab Siapa

Pendidikan di Aceh pada dasarnya tidak terlepas dari tanggung jawab seluruh masyarakat Aceh, baik itu sebagai pejabat pengambil kebijakan atau masyarakat jelata yang sarat hari dengan membanting tulang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Melihat fenomena pendidikan di Aceh saat ini kadang sangat menyedihkan, jangankan pendidikan agama Islam yang Aceh dikenal dengan Serambi Mekkah, namun pendidikan umum pun Aceh seolah setengah hati, sangat sedikit prestasi yang diperoleh di Provinsi yang dana APBA nya 12 Triliun per tahunnya.

Tingkat kelulusan UN tahun 2014 di Aceh memang meningkat dibandingkan tahun 2013, hasil kelulusan untuk jenjang pendidikan SMA/MA/SMK dan SMP/MTs telah diumumkan. Dari analasis hasil UN 2014 di Aceh, memperlihatkan jumlah angka tidak lulus terjadi penurunan. Untuk tingkat SMA sederajat dengan peserta 56.982 jumlah tidak lulus hanya 784 orang atau 1,38persen. Angka tidak lulus ini turun dibandingkan tahun 2013 lalu yang mencapai 2,65 persen atau 1.492 orang. Nilai rerata SMA terjadi kenaikan dan berada di atas rata-rata nasional, yang mana rerata nasional sebesar 6,12 sementara rerata siswa Aceh sebesar 6.65. Hasil UN 2014 Aceh terjadi peningkatan rangking nasional, dari rangking 32 tahun 2013 menjadi rangking 26 tahun 2014 (web Pemerintah Aceh).

Rangking 26 dari 33 Provinsi di Indonesia adalah bukan peringkat yang didambakan dibandingkan dana belanja pendidika Aceh rangking 4 terbesar di Indonesia.

“Aceh merupakan salah satu daerah yang mempunyai belanja pendidikan per kapita tertinggi di Indonesia. Menduduki ranking keempat dengan anggaran per kapita Rp 1,2 juta. Ranking pertama ditempati Papua Barat. Sementara rata-rata belanja pendidikan per kapita Indonesia adalah Rp 935.000”, (bisnisaceh.com).

Meski fasilitas sarana dan prasarana kian membaik dan memiliki anggaran pendidikan yang besar, mutu pendidikan di Aceh tergolong rendah. Hal ini terjadi karena kebijakan anggaran pendidikan di Aceh belum berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan, melainkan baru sekadar berorientasi pembangunan fisik.

Hal ini dikemukakan oleh peneliti Public Expenditure Analysis and Capacity Strengthening Program (PECAPP), Renaldi Safriansyah, dalam diskusi publik membahas hasil analisis Anggaran Aceh 2005 sampai 2012 bidang Pendidikan di Banda Aceh.

“Program dan penganggaran pendidikan selama ini telah meningkatkan eksebilitas terhadap sarana dan prasarana, namun belum berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan, terutama mutu guru dan lulusan”, (Renaldi Safriansyah).

Kualitas pendidikan Aceh selama ini bukanlah suatu kebanggaan bagi kita masyarakat Aceh, namun kita harus berpartisipasi dari segala elemen masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada.

Pemerintah harus benar-benar memperhatikan pendidikan di Aceh, negara Jepang maju karena mereka menempatkan pendidikan adalah nomor satu dari segala hal dan mereka memasukkan pendidikan itu dalam program negara.

Pemerintah jangan pernah membedakan antara sekolah yang berada dibawah Mendikbud dan Kemenag, karena kedua instansi itu yang berada di Aceh adalah mengemban tugas besar, yaitu memajukan pendidikan di Aceh dan meningkatkan kualitas pelajar lulusan Aceh.

Guru yang mengajar di Kementerian Agama dan yang mengajar di Dinas Pendidikan harus disamakan dalam memperoleh tunjungan dan perhatian dari Pemerintah Aceh, juga siswa yang belajar di madrasah dan sekolah harus disamakan dalam memperoleh peluang beasiswa dan kompetensi lain dalam meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri.


Pendidikan di Aceh dan Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Akhlak

Aceh adalah salah satu daerah yang istimewa di Indonesia, bahkan Aceh adalah daerah yang dilakab dengan Serambi Mekkah, bahkan daerah Aceh menjadi daerah percontohan bagi penerapan Syariat Islam di Indonesia dan Asia.

Pada dasarnya pendidikan yang ada di Aceh dan adat Aceh lebih mengarah kepada pembentukan akhlak masyarakat Aceh yang mayoritas masyarakat Aceh memiliki karakter yang keras. Darah para pejuang dan pahlawan mengalir dalam badan masyarakat Aceh, bahkan ada yang mengatakan masyarakat Aceh ada yang mengalir darah bajak laut.

Qanun syariat Islam yang ada di aceh sangat membantu untuk pembentukan akhlak dan karakter masyarakat dari yang biasa kepada yang lebih baik, namun penerapan syariat Islam itu sendiri tidak berjalan mulus, bahkan banyak tantangan yang terjadi dari kalangan masyarakat Aceh itu sendiri, ini terlepas mereka itu apakah benar-benar berdarah Aceh atau hanya memiliki kartu identitas Aceh saja.

Namun kendati pun demikian, pembentukan akhlak generasi Aceh itu sangat tertumpu pada keluarga dan pendidikan yang diberikan orang tua kepada anaknya.

“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), yang membuat mereka Yahudi atau Nasrani adalah orangtua mereka”, (Hadits).

Dalam pembentukan akhlak anak Aceh yang terutama adalah peran orang tua, karena orang tua adalah suri teladan yang nyata dan selalu bersama mereka, bila orang tuanya baik maka akan melahirkan anak-anak yang berakhlak baik, begitu juga sebaliknya.

Untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia dan siap mempertanggung jawabkan setiap yang mereka lakukan itu dari tingkat bagaimana orang tua bertanggung jawab kepada mereka dan akhlak yang bagaimana mereka perlihatkan kepada anak-anak mereka.

Rasulullah dibangkitkan ditengah-tengah kaum Jahiliyah yang akhlaknya hancur-hancuran adalah untuk menyempurnakan akhlak ke yang lebih baik.

“Aku dibangkitkan untuk menyempurnakan kemulian akhlak”, (Hadits).

Oleh: Joel Buloh

No comments:

Post a Comment