Best Patner

Friday 27 February 2015

Mengapa Aku Yang Dikorbankan (Kisruh Kurikulum 2013)



Berbicara kurikulum 2013, maka seolah kita sedang membahas tentang pro dan kontra, dimana mantan Menteri Pendidikan M. Nuh masih berkokoh dengan kurikulum yang dicetusnya yang terbaik, dan mengatakan kurikulum 2013 bukanlah aliran sesat.

Sedangkan Menteri Pendidikan Dasa, Menengah dan Kebudayaan yang terpilih sekarang Anis Baswedan mengatakan kurikulum 2013 terlalu tergopoh-gopoh  diterapkan padahal kurikulum tersebut masih setengah matang, dimana uji materi dan kelayakannya perlu dipertimbangkan kembali, bukan setelah dicetak langsung disuruh praktekkan kepada seluruh sekolah di Indonesia.

"Cuma yang sekarang dilaksanakan adalah yang setengah matang. Kasihan anak-anak kita, karena itu dijalankan di 2013, diuji coba di 6000 sekolah, belum ada feedback-nya, tapi sudah dijalankan seluruh sekolah dalam waktu setahun," kata Anies di Jakarta, Sabtu (22/11/2014-Kompas).

"Cuma yang sekarang dilaksanakan adalah yang setengah matang. Kasihan anak-anak kita, karena itu dijalankan di 2013, diuji coba di 6000 sekolah, belum ada feedback-nya, tapi sudah dijalankan seluruh sekolah dalam waktu setahun," kata Anies di Jakarta, Sabtu (22/11/2014).

Anies membandingkan penyusunan kurikulum di Indonesia dengan di negara lain. Untuk membangun suatu kurikulum, lanjut Anies, negara lain memerlukan waktu paling tidak empat hingga lima tahun.

"Dimatangkan dulu baru dijalankan. Kalau ini (kurikulum 2013), belum dimatangkan, sudah dijalankan, karena itu banyak yang mengeluhkan," (Anis Baswedan, Kompas, 22/11/2014).

Selain kurikulum yang setengah matang, Anis juga mengatakan banyak guru yang mengeluhkan kurikulum tersebut, selain mereka menjadi pusing bahkan ada yang dikorbankan, bahkan lebih parah lagi dalam sistem penilaian yang membuat mereka makin repot dan tidak ada waktu untuk mengajar, namun hampir seluruh waktunya tersita buat penilaian.

"Guru terutama banyak sekali yang complain. Mereka banyak merasa beban administratif yang tinggi. Beban untuk mengerjakan urusan administratif tidak sebanding dengan beban atau waktu mendidik," kata Anies saat ditemui di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (Suara Pembaruan, 11/11/2014).


Kenapa Pelajaranku Dirampas

Mata pelajaran yang disediakan dalam Kurikulum 2013 untuk tingkat SMP/MTs adalah Kategori A: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Bahasa Inggris, sedangkan untuk kategori B : Seni Budaya (termasuk muatan lokal), Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan (termasuk muatan lokal), Prakarya (termasuk muatan lokal), (SMPN1 Sindangagung)

Di Madrasah Tsanawiyah yang dulunya memiliki pelajaran Fiqih, Aqidah Akhlak, Quran Hadits, SKI dalam kurikulum 2013 disatukan dalam satu mata pelajaran yaitu pelajaran Agama Islam, pelajaran Bahasa Arab dan TIK juga dihilangkan. Ini bertanda mereka yang mengempu palajaran agama harus membagi jam kepada setiap guru agama yang telah hilang mata pelajarannya sama rata, sedangkan untuk guru Bahasa Arab dan TIK sama sekali tidak memiliki mata pelajarannya lagi, ini bertanda mereka harus kehilangan jam mengajar dan harus kehilangan tunjangan sertifikasi bagi mereka yang telah disertifikasi dengan mata pelajaran tersebut.

Ketika dunia pendidikan ingin digalakkan dan peningkatan mutu pendidikan sedang dicetus, bahkan penambahan tunjangan bagi guru untuk memaksimalkan mereka dalam mendidik anak bangsa, tetapi malah ada guru yang ingin dikorbankan. Bahkan ada guru yang ingin dirampas kesejahteraan mereka.

Membentuk karakter siswa seperti yang tertulis dalam guru berkarakter tidak mesti mengorbankan guru, menjalankan KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4 bisa dilakukan dalam setiap mata pelajaran, bukan sebaliknya, kepada siswa  ingin diterapkan KI-2 agar siswa mampu dan selalu bersosial namun kepada guru KI-2 malah dihilangkan, ini akan menjadi masalah baru.

Coba dipikirkan dari Sabang sampai Marauke, berapa guru TIK dan guru Bahasa Arab seluruh Indonesia yang ata pelajarannya dihilangkan. Kalau ada yang mengatakan Bahasa Arab masih utuh dan masih ada dalam kurikulum 2013, maka nasib guru TIK?

Kini ribuan mereka yang berada di pusat kota dan pelosok desa seluruh Indonesia masih bertanya-tanya tentang nasib mereka, walau Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah sekarang telah menegaskan untuk membatalkan Kurikulum 2013, namun masih banyak sekolah dan madrasah yang masih juga memperjuangkan Kurikulum 2013 tersebut diterapkan, entah ini perjuangan atau proyek.

Semoga Bapak Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Anis Baswedan berlaku bijak dan benar-benar memperhatikan mereka yang terkorbankan karena kurikulum 2013, sekarang memang masih dalam tahap uji coba kepada beberapa sekolah, namun bukan mustahil satu saat kurikulum tersebut juga disahkan.

Harapan guru yang dikorbankan, kalau memang kurikulum tersebut layak dijalankan, semoga tidak ada mata pelajaran yang dihilangkan berdasarkan kurikulum 2006, sungguh sangat disayangkan bila mereka telah disertifikasi kemudian hak mereka dirampas, tak ubah seperti janda atau duda yang ditinggalkan oleh kekasihnya.

Menerapkan pendidikan yang lebih baik adalah dengan melihat semua orang yang terlibat disana tidak ada yang dikorbankan, mereka juga guru-guru yang telah berjasa mendidik anak bangsa sehingga anak-anak mengenal teknologi. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang bisa diterima oleh semua orang dan mampu memberi kemaslahatan kepada mereka secara menyeluruh.

No comments:

Post a Comment