TEMPO.CO, Jakarta
- Penyerangan terhadap warga Syiah di Sampang pada 26 Agustus 2012
meletupkan kembali selentingan soal perbedaan Syiah dengan Sunni.
Menteri Agama Suryadharma Ali dan organisasi massa seperti Nahdlatul
Ulama menegaskan konflik di Sampang bukan persoalan antara Sunni dengan
Syiah. Namun, seperti apa perebutan pengaruh antara Syiah dan Sunni di
nusantara?
Profesor A. Hasjmy dalam buku Syi’ah dan Ahlussunnah: Saling Rebut Pengaruh dan Kekuasaan Sejak Awal Sejarah Islam di Kepulauan Nusantara
menulis perebutan pengaruh antara Syiah dan Sunni (atau Ahlussunah)
sudah terjadi sejak Kerajaan Islam Peureulak (840-1292) di Nanggroe Aceh
Darussalam. “Kerajaan Islam Peureulak pada mula berdirinya dipengaruhi
dan dikuasai oleh orang-orang dari aliran politik Partai Syiah,” tulis
A. Hasjmy dalam buku yang terbit 1983 itu.
Menurut A. Hasjmy,
untuk mengimbangi pengaruh Syiah, Daulah Abbasiyah mengirim misi ke
Peureulak secara rahasia. “Dengan ketekunan dan kecakapan berdakwah,
mereka (misi Daulah Abbasiyah) berhasil mengumpulkan pengikutnya di
Peureulak,” tulis A. Hasjmy.
Akibat perebutan pengaruh itu,
pada masa pemerintahan Sultan Alaiddin Saiyid Maulana Abbas (Sultan
Peureulak III) yang memerintah pada 888-913 meletuslah pemberontakan
kelompok Sunni. Pemberontakan berlangsung selama dua tahun sebelum
akhirnya diredam.
Pada akhir masa Sultan Alaiddin Maulana Ali
Mughaiyat Syah (915-918) pecah lagi pemberontakan. Kelompok Sunni
menang. Berakhirlah pemerintahan kelompok beraliran Syiah. Gantinya
muncul pemerintahan Dinasi Makhdum Johan dari Sunni.
A. Hasjmy
menulis, “Rahasia kemenangan aliran Ahlussunah yaitu mereka mendasarkan
kekuatannya pada penduduk asli. Mereka mencalonkan salah seorang
bangsawan penduduk asli untuk menjadi sultan. Sehingga setelah mereka
mencapai kemenangan diangkatlah Meurah Abdul Kadir menjadi Sultan
Peureulak dengan gelar Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Syah
Johan.”
Setelah digulingkan, orang-orang Syiah tidak tinggal
diam. “Mereka terus mengadakan gerakan di bawah tanah,” tulis A. Hasjmy.
Kelompok Syiah pun melakukan pemberontakan selama empat tahun terhadap
Dinasti Makhdum Johan.
KODRAT
No comments:
Post a Comment