Kita selalu bermimpi Aceh setingkat
dengan Brunei Darussalam atau Malaysia dalam tingkat kesejahteraan rakyatnya,
apalagi Aceh adalah salah satu Provinsi yang ada di Indonesia yang menganut
asas “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Aceh adalah salah satu daerah yang
memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah, mulai minyak bumi, gas, emas,
hutan dan penghasilan lainnya, jadi bukan suatu yang mustahil bila rakyat Aceh
merasa kesejahteraan dari hasil alam Aceh, namun realita yang kita lihat
dilapangan, rakyat Aceh laksana tikus yang kelaparan di lumbung padi.
Janji-janji
kampanye
Kampanye adalah salah satu metode
penyampaian visi dan misi caleg untuk memperoleh suara yang banyak pada hari
pemilu, sehingga ia terpilih sebagai anggota dewan yang mewakili rakyat dari
partai yang mengusungnya.
Selain visi dan misi, umbalan janji pun
di sampaikan, dari janji yang logis sampai kepada janji yang tidak logis,
sehingga membuat masyarakat awam politik terbuai dan memilihnya. Setiap musim
kampanye, baik pemilihan Presiden, Gubernur, Bupati, walikota ataupun pemilihan
anggota legislatif, banyak para caleg menyampaikan janjinya yang entah kapan
janji itu terealisasi, andai ia terpilih kelak.
Gubernur Aceh terpilih sekarang, dr.
Zaini dan Muzakir Manaf saat kampanye dulu pernah menyampaikan 21 janjinya yang
akan direalisasi andai kata ia terpilih sebagai gubernur Aceh periode 2012
sampai dengan 2017. Janji-jani Zikir adalah mewujudkan pemerintahan Aceh yang
bermartabat dan amanah, mengimplementasikan dan menyelesaikan turunan UUPA,
komit menjaga perdamaian Aceh sejalan dengan MoU Helsinki, menerapkan
nilai-nilai budaya Aceh dan Islam disemua sektor kehidupan masyarakat,
menyantuni anak yatim dan kaum dhuafa, mengupayakan penambahan jumlah kuata
haji Aceh, pemberangkatan jama’ah haji dengan kapal pesiar, naik haji gratis
bagi anak Aceh yang sudah akil baligh, mengiventarisir
kekayaan dan sumber daya alam Aceh, menata kembali sektor pertambangan di Aceh,
menjadikan Aceh layaknya Brunei Darussalam dan Singapore, mewujudkan pelayanan
kesehatan gratis yang lebih bagus, mendatangkan dokter spesialis dari luar
negeri, pendidikan gratis dari SD sampai dengan Perguruan Tinggi, memberikan rp
1 juta per KK per bulan dari dana hasil migas, mengangkat honorer PNS, meningkatkan
kesejahteraan rakyat Aceh, membuka lapangan kerja baru, meningkatkan
pemberdayaan ekonomi rakyat, memberantas kemiskinan dan menurunkan angka
pengangguran, dan mengajak kandidat lain untuk sama-sama membangun Aceh,
(Serambi Indonesia).
Lain lagi di Jakarta, Gubernur terpilih
DKI Jakarta Jokowi dan Ahok juga mengumbar janji saat kampanyenya. "Saya
mewakili masyarakat Jakarta menuntut gubernur DKI Jakarta untuk menyelesaikan
permasalahan Jakarta yang menjadi janji kampanye. Tercatat ada sekitar 19 janji
kampanye Jokowi yang telah kami
kantongi. Dan tugas kami adalah mengawal agar janji tersebut dilunasi,"
kata Sekjen Germojo Kasmihe melalui rilis yang diterima merdeka.com,
Sabtu (1/3).
"Ada 19 Janji kampanye, dan yang
paling utama saya catat ada delapan. Revitalisasi
pemukiman padat dan kumuh, mengatasi banjir, merintis angkutan massal, layanan
kesehatan gratis, bangun mal PKL, ruang publik dan revitalisasi pasar tradisional, birokrasi bersih dan profesional,
gubernur dan wagub tanpa voorijder,
dan pendidikan gratis," (Germojo Kasmihe).
Rakyat bisa melihat dan menilai sendiri,
sudah berapa persenkah janji-janji kampanye yang pernah diucapkan itu
terealisasi, apakah janji cuma sebatas janji? Atau memang sudah lebih 50 persen
terealisasi.
Kini saatnya para caleg diseluruh
Indonesia mengumbar janji kampanyenya, tinggal kita rakyat apakah kita akan
terbuai dengan janji-janji manis yang ujung-ujung sepah dibuang, semoga kita
menjadi rakyat yang pandai, yang akan memilih wakil rakyat dari orang-orang
yang terpilih dan amanah, bukan mereka yang paling banyak mengumbar janji.
Suatu partai yang besar tidak akan menghasilkan kader-kader yang amanah bila
didalamnya tidak diisi oleh pribadi para caleg yang amanah dan bertaqwa kepada
Allah Swt.
“Kecuali orang-orang musyrikin yang
kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi
sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang
yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka penuhilah janjinya sampai batas
waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.”
(At-Taubah: 4).
“Sesungguhnya binatang (makhluk)
yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka itu
tidak beriman. (Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari
mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan
mereka tidak takut (akibat-akibatnya).” (Al-Anfal: 55-56).
Oleh : Zulkifli (Joel Buloh)
No comments:
Post a Comment