Best Patner

Wednesday 28 May 2014

Kemenyan Dalam Pemilu



Pemilu 2014 yang telah berlalu beberapa hari yang lalu, menyisakan kekhawatiran bagi para caleg apakah mereka akan terpilih nanti sesudah perhitungan suara selesai ataukah tidak. Karena banyak caleg yang datang kedukun, paranormal dan tempat yang dianggap keramat atau bertuah  demi mewujudkan impian mereka mendapatkan kursi.

Di Jakarta misalnya, banyak tempat yang didatangi oleh para politisi, dari sekedar ikut-ikutan sampai dengan mempergadaikan iman demi membeli satu kepercayaan baru asal nafsu menjadi wakil rakyat terpenuhi. Makam Habib Kuncung, dijalan Rajawali Timur II, Pancoran Jakarta Selatan tidak pernah sepi, mulai dari ritual biasa sekedar berdoa sampai dengan duduk berjam-jam demi mendapat petuah dan kesuksesan.

Selain makam habib Kucung yang diziarahi politisi di Jakarta, ada juga dua tempat lain yang menjadi favorit mereka, yaitu makam di Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, dan makam Syekh Alhawi di Jalan Condet Raya, Jakarta Timur. Bahkan raja dangdut haji Rhoma Irama yang diisukan akan menjadi capres dari PKB sering datang kesitu untuk berdoa dan melaksanakan shalat jum’at, (BugisPos.com).

Bukan saja tempat keramat di Jakarta saja yang didatangi para caleg ataupun politisi. Untuk menambah kepercayaan diri dalam menghadapai Pileg, sejumlah caleg berdoa di suatu tempat di Gunung Gede, Bogor. “Saya antarkan mereka. Di sana mereka berdoa untuk menambah aura optimisme,” kata Pangeran Girilaya, spiritual yang mengantarkan rombongan caleg seperti dikutip Tempo, pada Senin (3/3/2014).

Bahkan praktik ini hampir terjadi diseluruh Indonesia, mulai dari kota besar yang sudah serba modern sampai dipelosok-pelosok daerah yang masih jauh dari pengaruh kemajuan masa, ini menggambarkan begitu pentingnya jabatan bagi mereka, kadang demi jabatan rela mengorbankan iman dan aqidah demi memperoleh sebuah kursi.

Menanggapi munculnya “dukun politik”, bukan saja dikalangan masyarakat biasa yang menjadi buah pembicaraan, namun kalangan pengamat politik dan sosial pun ikut bagian untuk menganggapi polimik krisis kepercayaan politisi. Pengamat sosial dari Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito, karena para calon pejabat itu tidak percaya diri. Ditambah mereka yang sudah menjabat takut kehilangan kekuasaan. Jadi, biasanya mereka menghalalkan segala cara agar terpilih.

"Munculnya dukun politik ini memanfaatkan momentum karena ketidakpastian apakah sang calon terpilih lagi atau tidak. Mereka lalu menggunakan uang, menjual ayat sampai pergi ke dukun," kata Arie kepada merdeka.com, Senin (16/9/2013).

Selain tempat-tempat yang dianggap keramat, ada pula paranormal yang terang-terangan menawarkan diri untuk membantu caleg atau politisi sukses . Ust Dr H Desembriar Rosyady, SAg, SE, SH, MM, MBA, dia mempromosikan dirinya dengan menyebarkan brosur. Dibrosur itu termaktub  Anda ingin jadi Anggota DPD, DPRD –RI seluruh Indonesia atau wali kota, maupun gubernur? Bahkan presiden. Insya Allah 100 persen jamin pasti jadi…”.

Menurut Rosyady, tarif tergantung dari tingkat jabatan yang diinginkan klien. Misalnya, DPRD Tingkat II Rp 100 juta, DPRD Tingkat I Rp 200 juta, atau DPR pusat Rp 300 juta. Sementara untuk jadi wali kota maharnya Rp 2 miliar. Untuk gubernur dikenakan Rp 3 miliar dan presiden Rp 1 triliun, (nefosnews).


Pandangan Islam Tentang Dukun Politik

Dukun atau kaahin menurut bahasa adalah orang yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna). Sedangkan menurut istilah, Kaahin adalah orang yang menyampaikan berita tentang hal-hal yang terjadi pada masa yang akan datang dan mengaku mengetahui rahasia-rahasia dan sesuatu yang gaib.

Menurut Imam Khathabi, dukun adalah orang yang melakukan pemberitaan tentang perkara yang terjadi pada masa yang akan datang dan mengaku mengetahui rahasia-rahasia. Sedangkan menurut Ibnu Seeda mendefinisikan kata kaahin (dukun) dengan arti orang yang memastikan hal-hal gaib.

Menurut Ibnu Hajar, kata kuhana akar kata kahin, berarti orang yang mengakui sanggup mengetahui hal-hal gaib.

Dukun dalam bahasa Inggris disebut dengan beberapa istilah, tergantung keahliannya, dari mulai clairvoyant (dukun/ tabib) yaitu penyembuh penyakit, hingga psychic (cenayang/ peramal), yaitu orang yang dapat melihat masa lalu atau mengaku dapat meramal masa depan berdasarkan masa lalu dan sekarang.

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan!". Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa tujuh perkara itu?". Beliau bersabda, "1. Syirik kepada Allah, 2. sihir, 3. membunuh jiwa yang Allah mengharamkannya kecuali dengan haq, 4. makan riba, 5. makan harta anak yatim, 6. lari dari peperangan (sebagai pengecut), dan 7. menuduh wanita mu’minah yang baik-baik berbuat zina". (HR. Bukhari juz 8, hal. 33).

"Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima." (HR. Muslim)

Islam sangat melarang umatnya untuk mendatangi dukun dalam bentuk apapun, baik itu dukun untuk berobat, mencari kesaktian, meramal masa depat, meminta jabatan, atau dengan alasan agar mereka teripih dalam pileg April mendatang.

Harapan yang diberikan oleh dukun hanyalah harapan semu, menjual janji demi meraup rupiah, padahal apapun yang terjadi hari ini, besok, dan kapan saja adalah qudrah dan iradah Allah, tak akan ada yang mengetahuinya, karena takdir dalam hidup ini berada dalam ilmu Allah. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha agar takdir yang ditentukan sesuai dengan asa kita. Makna merubah nasib adalah berusaha kepada kebaikan (khair), bukan melawan atau merubah takdir yang sudah tarjadi hari ini dan kemarin.

"Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw." (Abu Dawud).

"Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan bertawakal." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam realita hidup ini, kita harus banyak berusaha dengan jalan yang baik dan diridhai Allah, berdoa kepada Allah semoga dalam pemilihan pileg mendatang kita terpilih, jabatan yang kita perebutkan bukanlah tempat memperkaya diri atau cuma merengguk jabatan, namun jabatan itu adalah amanah, kita yang terpilih benar-benar menjadi wakil rakyat, bukan tuan atau majikan rakyat. Berkompetisilah dengan baik, berkampanyelah yang sesuai, jangan membubuhi dengan kamenyan atau mengubar janji-janji yang tidak akan mungkin kita tepati kelak menurut logika.

Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan, (Q. S. An Naml: 65).

Namun sampai dengan hari ke-3 perhitungan suara hasil pemilu Rabu kemarin, banyak yang belum memberi dampak positif bagi mereka yang mengagungkan para dukun atau istilahnya membubuhi kemenyan dalam politiknya, sehingga kekecewaan dan rasa keyakinan dulu yang sempat imannya tergadaikan mulai diragukan, bahkan mereka mulai sadar bahwa para dukun hanya mampu mengubar janji-jani palsu.

No comments:

Post a Comment