Best Patner

Wednesday 28 May 2014

Jika Pendidikan Multikultural Dimasukkan Dalam Kurikulum Madrasah



Pendidikan adalah salah satu media bagi manusia untuk menjadi lebih manusiawi. Pendidikan tidak  bisa direduksi (pengurangan) maknanya hanya sekedar menyiapkan peserta didik untuk mendapatkan pekerjaan dalam dunia industri. Makna pendidikan jauh dari sekedar kepentingan pragmatis seperti ini.

Pluralitas etnis, agama, dan budaya adalah sebuah kenyataan sejarah bangsa Indonesia. Keragaman bisa menjadi anugerah sekaligus bencana. Jika dikelola dengan baik dapat memperkaya kehidupan manusia, sebaliknya jika tidak dapat dikelola dengan baik dapat menimbulkan bencanaberupa ketegangan, konflik, dan kekerasan sebagaimana yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

Indonesia merupakan bangsa multietnik dan multikultur. Sampai saat ini Indonesia memiliki banyak etnik dan bahasa. Masing-masing etnik itu tidak berdiri sebagai etnitas yang tertutup dan indenpenden tetapi saling berinteraksi satu sama lain dan saling bergantung, serta saling mempengaruhi satu sama lain. Interaksi sosial yang terbentuk dengan keberagaman ini memerlukan suatu pemahaman lintas budaya dan rasa percaya pada setiap pihak yang terlibat dalam interaksi itu, yang merupakan modal sosial bagi terbentuknya suatu hubungan antar etnik-antar budaya yang sehat, sejahtera dan maju. Bilamana tidak, maka mustahil Indonesia yang damai dan sejahtera bisa diwujudkan (Achmanto Mendatu, Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pendidikan Multikultural).

Melihat kehidupan bangsa Indonesia yang multikultur, maka pendidikan multikultural sangat penting untuk dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di madrasah sebagai salah satu agenda pendidikan masa depan di Indonesia, terutama dalam mengembangkan manusia Indonesia yang cerdas. Manusia cerdas tidak hanya cerdik dan berkemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan menyelesaikan masalah, tetapi juga bermoral, bersikap demokrasi, keadilan dan humanisme.

Pendidikan multikultural sangat penting diterapkan guna meminimalisasikan dan mencegah terjadinya konflik di daerah. Melalui pendidikan berbasis multikultural, sikap dan mindset (pemikiran) siswa akan lebih terbuka untuk memahami dan menghargai keberagaman. Firman Allah SWT : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk, (Q.S. Ali Imran: 103).


Dengan pendidikan multikultural, kita tidak sekedar merekatkan kembali nilai-nilai persatuan, kesatuan dan berbangsa di era global seperti saat ini, tetapi juga mencoba untuk mendefinisikan kembali rasa kebangsaan itu sendiri dalam menghadapi benturan berbagai konflik sosial budaya, ekonomi dan politik dalam era global. Dengan kata lain, diterapkannya pendidikan multikultural di dalam kurikulum madrasah diharapkan segala bentuk diskriminasi, kekerasan dan ketidakadilan yang sebagian besar dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan kultural seperti perbedaan agama, ras, etnis, bahasa, kemampuan, umur dan kelas sosial-ekonomi dapat diminimalkan.

Dan juga dengan memasukkan pendidikan multikultural dalam kurikulum pendidikan di madrasah diharapkan agar siswa memiliki kepekaan dalam menghadapi gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang berakar pada perbedaan suku, ras, agama, dan tata nilai yang terjadi pada lingkungan masyarakat.

Namun demikian, bagi kita sebagai umat muslim di Indonesia pada umumnya, dan di Aceh khususnya harus sangat jeli dengan pendidikan multikultural yang akan diterapkan, jangan sampai pendidikan tersebut dapat merusak aqidah kita, atau sebagai jalan masuknya aliran sesat dalam kehidupan kita. Menjadikan pendidikan agama sebagai filter dalam segala hal adalah yang terbaik, karena dengan dangkalnya pendidikan agama  dalam setiap pribadi umat Islam akan membuat umat Islam itu sendiri menjadi sesat dan salah dalam memahami Islam.

Madrasah adalah pesantren yang kedua dalam menerapkan ilmu agama bagi setiap siswa dan menerapkan pendidikan multikultural dalam kurikulum madrasah bisa menyatukan siswa dan menanamkan sikap saling menghargai dalam keragaman.

Namun mewaspadai efek negatif dari semua itu adalah kewajiban kita semua, sebagaimana firman Allah SWT  : "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu, (Q.S. Al Baqarah : 120)

No comments:

Post a Comment