Best Patner

Wednesday 28 May 2014

Peran Dayah Untuk Menciptakan Pemimpin



Dayah adalah suatu lembaga pendidikan yang mempelajari tentang agama Islam secara mendetial. Dan dayah tersebut sekarang terbagi dua, yaitu dayah tradisional yang khusus mempelajari ilmu agama dan kajian-kajian kitab kuning, dan dayah terpadu, yaitu dayah yang memadukan antara pendidikan umum dan pendidikan agama, sehingga para santri yang lulus dayah terpadu memiliki dua ijazah, yaitu ijazah dayah dan ijazah sekolah.

Dewasa ini dayah sangat berperan dalam mencetak generasi Islam kedepan, sehingga lulusan dari dayah-dayah akan tercipta alumni yang mampu memahami Al-Quran dan Hadits, yang nantinya mereka secara langsung dapat mengaplikasikan apa yang diharapkan Quran dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari.

Seseorang yang pernah menempuh pendidikan dayah kemudian melanjutkan pendidikan umum atau ke perguruan tinggi maka dia lebih kamil (sempurna) dalam disiplin ilmu, karena kewajiban sesorang yang pertama sekali didunia ini adalah pendidikan aqidah untuk mengenal tuhan, karena siapapun yang mengenal tuhan maka ia telah mengenal dirinya, kemudian pendidikan fiqh dan pendidikan agama lainnya, baru pengetahuan-pengetahuan umum yang ia butuhkan dalam persaingan hidup di era modern dan teknologi.


Dayah Pencetak Kader Pemimpin

Setiap kita adalah pemimpin, sekurang-kurang kepemimpinan kita adalah memimpin diri kita sendiri, yaitu seluruh anggota badan kita agar tidak melakukan sesuatu yang dibenci Allah Swt, kemudian kita memimpin keluarga bahkan kita menjadi pemimpin dan wakil bagi rakyat dan masyarakat yang telah memilih kita.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”, (Q. S Al Baqarah: 30)

“Kemudian kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat”, (Q.S Yunus: 14).

Maka sebagai manusia kita memiliki peran dalam memimpin, sehingga dalam suatu kelompok masyarakat harus memiliki seorang pemimpin yang mampu memimpin dan mengarahkan orang yang dipimpinnya kejalan yang baik dan diridhai Allah Swt, pemimpin juga mampu menjaga, menasehati dan membimbing oarang-orang yang ia pimpin bila telah salah jalan.

Kepemimpinan tersebut tidak akan tercipta sesuai dengan harapan Islam bila sang pemimpin tidak mempunyai ilmu agama yang memadai, karna dalam Islam sangat jelas ditegaskan tentang kepemimpinan seseorang.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”, (Q. S At Tahrim : 6).

Mustahil seorang pemimpin atau wakil rakyat yang kita usung untuk menjaga dan memelihara kita dari api neraka bila ia tak paham hukum-hukum yang ada dalam Quran dan Hadits, oleh karena itu pemimpin yang ideal di dalam Islam adalah pemimpin yang pernah menggarap pengetahuan agama di dayah, baru kemudian ia mempelajari ilmu-ilmu umum penunjang kemajuan jaman dan kepemimpinan secara umum.

Hakikat kepemimpinan Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman hidup umat Islam sudah mengatur sejak awal bagaimana seharusnya kita memilih dan menjadi seorang pemimpin. Menurut Shihab (2002) ada dua hal yang harus dipahami tentang hakikat kepemimpinan. Pertama, kepemimpinan dalam pandangan Al-Quran bukan sekedar kontrak sosial antara sang pemimpin dengan masyarakatnya, tetapi merupakan ikatan perjanjian antara dia dengan Allah swt. Lihat Q. S. Al-Baqarah (2): 124, “Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan (amanat), lalu Ibrahim melaksanakannya dengan baik. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikan engkau pemimpin bagi manusia. Ibrahim bertanya: Dan dari keturunanku juga (dijadikan pemimpin)? Allah swt menjawab: Janji (amanat)Ku ini tidak (berhak) diperoleh orang zalim”.

Semoga dalam Pileg yang telah berlalu beberapa hari yang lalu, kita benar-benar memilih pemimpin seperti konsep Islam, bukan sekedar memilih atau karena ikut-ikutan atau juga di instimidasi oleh suatu kelompok, karena apapu yang kita pilih harus kita pertanggung jawabkan dimahkamah Allah Swt, namun setidaknya siapapun yang kita pilih adalah orang-orang yang sudah kita seleksi dan menurut hemat kita ia memang sangat layak menjadi wakil rakyat kelak.

No comments:

Post a Comment